Menelusuri Jejak Hamka di Maninjau Nan Memukau

MUHAMMAD SUBHAN
email: rinaikabutsinggalang@yahoo.com

Siapa yang pernah menyinggahi Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, tentu tak pernah melupakan panorama indah danau berair biru itu. Pemandangan Danau Maninjau dapat disaksikan dari jalan Kelok Ampek Puluah Ampek. Bak lukisan, keindahan alam ciptaan Tuhan itu memberi banyak inspirasi bagi orang-orang yang pernah lahir dan besar di negeri itu.

Indah dan menakjubkan! Itulah kesan pertama saya ketika berkesempatan menyinggahi Maninjau dalam perjalanan menuju Tanah Sirah, Nagari Sungai Batang, kampung kelahiran ulama besar Ranah Minang, Buya Hamka. Jalan berkelok-kelok, bukit yang menghijau, hamparan sawah dengan padi yang menguning, pedati dengan anak-anak yang tergelak gembira di atasnya, menciptakan senandung alam yang sangat melankolis. Sungguh, Maninjau sebuah negeri wisata yang menarik minat banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara untuk datang ke sana.
Baca lebih lanjut

40-an Mahasiswa Ikuti Workshop Menulis Feature di FIP UNP

PADANG – Sebanyak 40-an mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di kota Padang, Sumatera Barat, mengikuti Workshop Jurnalistik “Creatif and Feature Writing” bertajuk “Mengembagkan Potensi dalam Bidang Jurnalistik dengan Progresif dan Kreatif”, Selasa (27/5).

Acara yang ditaja mahasiswa jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatera Barat itu, menghadirkan pembicara Muhammad Subhan, pegiat Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia yang juga seorang jurnalis dan penulis.
Baca lebih lanjut

Perguruan Tinggi Simeulue

MUHAMMAD SUBHAN
email: rinaikabutsinggalang@yahoo.com

PENGANTAR REDAKSI:
Rencana pendirian perguruan tinggi di Kabupaten Simeulue “Ate Fulawan” tidak saja mendapat dukungan penuh dari masyarakat di Pulau bagian Barat Provinsi Aceh itu, namun dukungan dan respon yang sama juga mengalir dari sejumlah tokoh masyarakat asal Simeulue di tanah perantauan. Salah seorang tokoh itu, adalah Rusdi Rais, S.H., putra Simeulue yang kini sukses meniti karirnya di Kota Gudeg, Yogyakarta. Menurut Rusdi, kehadiran sebuah perguruan tinggi di Simeulue secara langsung akan mendongkrak kredibilitas kabupaten ini di bidang pendidikan. Selama ini, generasi muda Simeulue, jika ingin melanjutkan sekolah mereka (kuliah), harus berjuang menyeberangi lautan, mengeluarkan biaya yang cukup besar, serta meninggalkan kampung halaman dalam jangka waktu lama. Namun, jika perguruan tinggi itu sudah ada, maka semua permasalahan yang dihadapi para orangtua yang ingin menyekolahkan anak-anak mereka ke jenjang pendidikan tinggi tidak akan kesulitan lagi. Bagi Rusdi Rais yang besar di rantau namun menyatakan cintanya yang luar biasa pada Simeulue, sudah saatnya Simeulue menunjukkan eksistensinya kepada dunia bahwa Simeulue bisa menjadi gerbang dunia, punya SDM unggul, serta siap bersaing menghadapi tantangan kompleks di era globalisasi sekarang ini. Bagaimana konkritnya pemikiran-pemikiran tokoh Simeulue yang aktif di berbagai organisasi sosial kemasyrakatan ini? Berikut petikan wawancara Muhammad Subhan dengan Rusdi Rais dalam sebuah kesempatan berbincang-bincang di kediamannya Jalan Nogosari 43, Kadipaten, Kraton, Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Baca lebih lanjut

Yurnaldi Si “Wartawan Hebat”

MUHAMMAD SUBHAN
email: rinaikabutsinggalang@yahoo.com

Bagi kalangan wartawan senior dan pemula di Sumatera Barat, Kota Padang khususnya, bisa dibilang tak ada yang tidak mengenal sosok wartawan kalem ini. Siapa lagi kalau bukan Yurnaldi, wartawan Harian Kompas yang sejak beberapa tahun lalu ditarik ke kantor pusatnya di Jakarta untuk memperkuat jajaran redaksi harian terbesar di Indonesia itu. Baginya, dapat hijrah ke ibu kota merupakan sebuah prestasi luar biasa.

Alumni Universitas Negeri Padang (UNP) ini seringkali memotivasi wartawan maupun penulis pemula dalam setiap kesempatan bersamanya, baik melalui seminar kepenulisan maupun dalam diskusi-diskusi nonformal di kampus. Baginya, semua orang memiliki potensi menulis yang luar biasa, tinggal saja mau tidaknya mengasah potensi itu.
Baca lebih lanjut

Penulis Kamus Bahasa Tansi

MUHAMMAD SUBHAN
email: rinaikabutsinggalang@yahoo.com

Orang minang yang merintis karir di bidang akademis dan dinilai sukses tidak sedikit. Jika dibukukan jumlah mereka mungkin berbab-bab. Sangat banyak. Sebanyak yang muncul sebanyak itu pula yang belum terekspose secara luas. Padahal, potensi mereka dapat memotivasi banyak orang di Ranah Minang untuk mengikuti jejak meniti sukses.

Adalah Elsa Putri Ermisah Syafril, putri Minang yang saat ini sedang menyelesaikan pendidikan di Prodi Linguistik, Pascasarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada (UGM). Di penghujung tahun 2009 lalu, ia berhasil menyelesaikan sebuah buku kamus yang merupakan bagian dari penelitian disertasi, Kamus Bahasa Tansi Sawahlunto, kamus bahasa kreol dengan latar perburuhan yang pertama ditemukan. Sebelumnya, menurut Elsa, bahasa kreol hanya terfokus pada latar perdagangan. Bahasa Tansi, bahasa yg diproduksi kaum buruh dan orang-orang buangan di masa kolonial, sebuah perilaku budaya dari sistem dan struktur sosial yang didasari sejarah kolonial, sebuah impian imperial untuk membangun pax-nederlandica, sebuah proyek dehumanisasi. Melalui kamus itu, dia memberi kesimpulan, bahwa sebuah bahasa tidak semata medium komunikasi, tetapi juga identitas dan resistensi.
Baca lebih lanjut

Berdakwah Lewat Lagu Anak-Anak

MUHAMMAD SUBHAN
email: rinaikabutsinggalang@yahoo.com

Kesempatan kubersama
Anak-anak Indonesia
Satukanlah cita-cita
Membangun Nusa Bangsa

Bersatu untuk berkarya
Menyongsong hari bahagia
Kerahkan semua yang ada
Semangat dalam jiwa

Itulah dua bait lagu ciptaan Muhammad Jujur, seorang seniman musik Kota Serambi Mekah Padang Panjang, Sumatera Barat, yang melukiskan semangat anak-anak Indonesia untuk berkarya membangun negeri. Lagu itu berjudul Anak Indonesia. Lagu tersebut satu dari 300-an judul lagu anak-anak yang ia ciptakan sejak tahun 1980-an.
Baca lebih lanjut

Si Penyuka Puisi yang Punya Segudang Prestasi

MUHAMMAD SUBHAN
email: rinaikabutsinggalang@yahoo.com

Ilma Nurfalah lahir di Padang Panjang, tanggal 1 Maret 1999. Anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Alfalah (39 tahun) dan Hj. Asniar (33 tahun) ini, sejak TK sudah mengumpulkan banyak prestasi hingga kini. Bagi teman-teman seusianya, nama Ilma pun cukup dikenal di Kota Serambi Mekah Padangpanjang.

Baru-baru ini, Ilma menjadi salah seorang delegasi Sumatera Barat dalam Lomba Cipta Puisi yang membawanya sampai ke Istana Negara di Bogor. Pengalaman cukup berharga itu bermula ketika Ilma memenangkan Lomba Cipta Puisi tingkat Sumatera Barat di Payakumbuh sebagai Juara I. Meski belum berhasil meraih juara di tingkat Nasional itu, namun bagi Ilma pengalaman pertama tersebut memberikan motivasi baginya untuk terus berkarya.
Baca lebih lanjut

Sulaiman Juned Motivator Penulis Muda

MUHAMMAD SUBHAN
Email: rinaikabutsinggalang@yahoo.com

Rumah itu tidak terlalu luas. Hanya punya sebuah ruang tamu dan dua kamar. Ukuran ruang tamu itu sekitar 2 x 3 meter. Namun siapa sangka, ruangan yang tidak besar itu menjadi tempat berkumpulnya para penulis muda Kota Padangpanjang. Hampir setiap waktu.

Rumah di Jalan Dr. A. Riva’i No. 146 Kampung Jambak, Guguk Malintang, Padangpanjang itu, merupakan rumah kontrakan Sulaiman Juned, S.Sn, M.Sn., Dosen Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Padangpanjang. Di rumah itulah Sulaiman Juned memotivasi puluhan penulis muda melalui wadah “Komunitas Seni Kuflet” yang telah ia rintis sejak 1997 silam.

Mayoritas anak didiknya itu, adalah mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Universitas Muhammadiyah dan mahasiswa STSI Padangpanjang. Usia mereka masih sangat muda. Namun beberapa di antara mereka telah berhasil menembus surat kabar harian di Padang dan telah menerbitkan sejumlah buku.
Baca lebih lanjut

Remang Kehidupan Malam di Bukittinggi

MUHAMMAD SUBHAN
email: rinaikabutsinggalang@yahoo.com

Hawa dingin malam pekan silam benar-benar menidurkan Bukittinggi. Malam hanya menyisakan kelam. Tak banyak terlihat anak muda nongkrong di tempat hiburan, tepatnya disebut café di kawasan Jalan A. Yani, Kampung Cina, kota wisata itu. Di kawasan ini, ada beberapa buah café.

“Kalau bukan malam minggu memang agak sepi,” kata seorang penjaga café. Hawa Bukittinggi yang basah dan terpaan udara dari beberapa buah kipas angin di ruang yang temaram di dalam café itu, membuat dingin terasa kian menyayat.

Tetapi kawasan yang satu ini memang tidak pernah sepi. “Uang tetap masih laku hingga subuh di sini,” kata seorang pengunjung yang mengaku datang dari Payakumbuh.
Baca lebih lanjut

Perang Ateis Lewat Facebook

MUHAMMAD SUBHAN
email: rinaikabutsinggalang@yahoo.com

Oknum kaum Atheis di Sumatera Barat memanfaatkan jejaring sosial facebook untuk menyebarkan paham mereka. Akun itu diberi nama “Ateis Minang”, disukai 1.630 orang. Foto dinding akunnya Istano Basa Pagaruyung yang terbakar dengan api menyala. Di akun “Ateis Minang” ini, oknum PNS Dharmasraya Alexander Aan ikut membuka dirinya sebagai penganut paham Atheis, dan konon diduga terlibat sebagai salah seorang adminnya.

Dalam postingannya Jumat 20 Januari 2012 lalu, akun “Ateis Minang” menulis, “Sesudah para manusia-manusia yang katanya mewakili tuhan berbuat kekerasan kepada rekan kami Alex Aan, sekarang kami meminta dengan segala hormat, agar tuhan itu sendiri yang membuktikan keberadaannya di sini! Jangan sampai semuanya simpang siur seperti ini!”
Baca lebih lanjut