Selamat Jalan, Pak Ucok

MUHAMMAD SUBHAN
email: rinaikabutsinggalang@gmail.com

Dunia literasi Kota Padangpanjang berduka. Jumat, 24 Februari 2017, pagi, mantan Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Padangpanjang, Darsyaf Hendrizal Datuk Rangkayo Bungsu, S.Pd., berpulang ke Rahmatullah. Innalillahi wainna ilaihi raajiuun…

Saya menerima kabar mengejutkan itu di grup WhatsApp “Padangpanjang Menulis”. Awalnya saya tidak percaya, jangan-jangan hoax. Tetapi setelah sejumlah pejabat dan kawan-kawan wartawan membagikan kabar serupa di grup-grup lainnya, termasuk di media sosial facebook, saya baru yakin bahwa Pak Ucok—demikian Pak Darsyaf Hendrizal akrab disapa—sudah tiada. Baca lebih lanjut

Kenapa Numera Diawasi?

MUHAMMAD SUBHAN
email: rinaikabutsinggalang@yahoo.com

BILA Bang Darman Moenir (DM) yang menulis, saya paling suka sekali membacanya. Tulisan-tulisan beliau mencerahkan, cerdas, juga menambah wawasan baru. Tapi sayang, maaf, cenderung memprovokasi.

Esai beliau, Awas(i) Numera (Haluan, Senin 6/2), menurut saya yang awam dapat memecah belah hubungan baik (ukhuwah) sesama pelaku sastra, tidak saja di Sumatra Barat, tetapi juga antarsastrawan di luar Sumatra Barat khususnya Malaysia yang “dihujat” dengan sejumlah tuduhan. Esai itu, tersebar pula di jejaring sosial dan secara terbuka dibaca oleh beberapa sastrawan Malaysia yang merencanakan datang dalam acara Temu Sastrawan Nusantara Melayu Raya di Padang, 16-18 Maret 2012 mendatang.
Baca lebih lanjut

Awas(i) Numera!

DARMAN MOENIR
Sastrawan

BELAKANGAN, secara khusus sebagian kecil pelaku sastra diberi persoalan oleh Numera. Saya juga tidak paham tetapi melalui dunia maya kemudian mengetahui, Numera singkatan Nusantara Melayu Raya.

Dari Segendong Kedatangan (ini bahasa Malaysia) yang berarti Alas Bakul, Menifes atau Pembukaan, Numera didirikan oleh sastrawan dan budayawan Malaysia, dan untuk kepentingan Malaysia. Numera ditubuhkan untuk mengisi cita-cita yang lebih dinamik bagi memerhatikan kepentingan sastrawan yang daif dan uzur.
Baca lebih lanjut

Dari Pan-Melayu ke Pan-Islam

MUHAMMAD SUBHAN
email: rinaikabutsinggalang@yahoo.com

Mungkinkah dunia melayu kembali bangkit lalu memperkokohkan persatuan umat Islam dunia khususnya di negeri-negeri yang berurat-berakar masyarakat Melayu Nusantara? Inilah pertanyaan penting yang menjadi polemik di forum Seminar Internasional Temu Sastrawan Nusantara Melayu Raya yang berlangsung 16-18 Maret 2012 lalu di Padang, Sumatera Barat. Setidaknya 300an peserta terdiri dari sastrawan, budayawan, akademisi dari lima negara (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Brunei Darussalam) mengikuti kegiatan ini dan berurun-rembuk menyumbangkan pemikiran mereka.

Dunia Melayu (The Malay World) merupakan suatu istilah yang sudah lama digunakan dalam literatur asing untuk mengacu kepada kawasan yang lebih luas dari Nusantara, bahkan hampir meliputi sebagian besar kawasan di Asia Tenggara dewasa ini. Rumpun dunia Melayu sudah terbentuk sejak jaman prasejarah.
Baca lebih lanjut