Media Massa Menunggu Karya Penulis Pemula

PADANGPANJANG, suaramerdeka.com  – Selain mengandalkan karya jurnalistik wartawannya, media massa juga membuka ruang terbuka untuk penulis lepas, khususnya pelajar. Tulisan-tulisan itu beragam jenis, mulai fiksi maupun nonfiksi.

“Tinggal memilih mau fokus menulis apa, fiksi atau nonfiksi,” ujar Muhammad Subhan, pegiat Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia di hadapan puluhan pelajar dalam acara Pelatihan SDM Bidang Jurnalistik Tingkat Pelajar se-Kota Padangpanjang, Selasa (16/12), di aula Balaikota Padangpanjang.
Baca lebih lanjut

MOS yang Mendidik

MUHAMMAD SUBHAN

Email: rinaikabutsinggalang@yahoo.com

Ada sebuah pemandangan istimewa di Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, sepanjang Senin-Selasa, 4-5 Agustus 2004. Pasalnya, seperti diberitakan Singgalang Selasa (6/8), di daerah itu, ratusan murid kelas 1 dari 63 sekolah dasar di Koto Tangah membaca ayat-ayat pendek. Kegiatan itu merupakan rangkaian Masa Orientasi Siswa (MOS) tahun ajaran baru 2014-2015.

Anak-anak yang mengikuti MOS tersebut terlihat gembira mengumandangkan ayat-ayat suci Alquran. Menyejukkan mata dan kalbu. Damai terdengar di telinga. Sebuah pendidikan karakter yang sangat positif di masa MOS yang sepatutnya ditiru oleh sekolah-sekolah lainnya, tidak hanya SD, tetapi juga SMP, SMA, bahkan jika perlu perguruan tinggi. Jika kegiatan membaca Alquran sejak dini ini dibudayakan, alamat di kemudian hari akan lahir generasi-generasi bangsa bermental Qurani. Baca lebih lanjut

Menguji Kompetensi Siswa

MUHAMMAD SUBHAN
email: rinaikabutsinggalang@yahoo.com

Ada kebiasaan janggal saya cermati di sejumlah sekolah, ketika mereka diundang mengikuti sebuah perlombaan, taruhlah misalnya FLS2N (Festival Lomba Seni Siswa Nasional) untuk Cipta Cerpen dan Cipta Puisi—berlaku juga untuk cabang lomba lainnya—maka guru spontan “mencaplok” siswa tertentu yang menurut pengamatan mereka “berbakat” tanpa melalui jalur uji coba (kompetisi) antarsiswa. Umumnya, siswa yang direkrut, adalah siswa-siswa yang memiliki nilai akademik tinggi tanpa upaya penyelidikan sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi lomba yang akan diikuti. Akibatnya, ketika bertanding, banyak yang jatuh berguguran dan pulang membawa kekalahan.
Baca lebih lanjut