Menguji Kompetensi Siswa

MUHAMMAD SUBHAN
email: rinaikabutsinggalang@yahoo.com

Ada kebiasaan janggal saya cermati di sejumlah sekolah, ketika mereka diundang mengikuti sebuah perlombaan, taruhlah misalnya FLS2N (Festival Lomba Seni Siswa Nasional) untuk Cipta Cerpen dan Cipta Puisi—berlaku juga untuk cabang lomba lainnya—maka guru spontan “mencaplok” siswa tertentu yang menurut pengamatan mereka “berbakat” tanpa melalui jalur uji coba (kompetisi) antarsiswa. Umumnya, siswa yang direkrut, adalah siswa-siswa yang memiliki nilai akademik tinggi tanpa upaya penyelidikan sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi lomba yang akan diikuti. Akibatnya, ketika bertanding, banyak yang jatuh berguguran dan pulang membawa kekalahan.
Baca lebih lanjut

Pembodohan Lewat MOS

MUHAMMAD SUBHAN
email: rinaikabutsinggalang@yahoo.com

Minggu ini adalah minggu pertama siswa baru masuk sekolah, mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA. Bagi mereka yang naik kelas atau lulus Ujian Nasional (UN) memasuki kelas baru atau sekolah baru merupakan kegembiraan tersendiri. Dan, tentu pula, bukan saja kelas baru yang mereka dapati, orang tua siswa juga telah menyiapkan segala hal yang berbau baru untuk keperluan anak-anak mereka tercinta. Mulai dari pakaian baru, tas baru, sepatu baru, buku baru, dan berbagai peralatan serba baru lainnya.

Bagi siswa yang mendapat semua benda-benda baru dari orang tua tercinta itu, tentu saja membuat mereka sangat gembira. Semangat belajarnya semakin tumbuh. Jika malam tiba mereka berharap segera pagi agar mereka bisa bersekolah. Di sekolah, mereka mendapati kewan baru, guru baru, meja dan kursi belajar baru, serta mata pelajaran baru. Hari-hari mereka jalani dengan riang gembira.
Baca lebih lanjut

Syahadat Siswa Murtad

MUHAMMAD SUBHAN
email: rinaikabutsinggalang@yahoo.com

Ranah Minang agaknya tidak pernah tenang dari berbagai ujian keimanan masyarakatnya. Belum hilang dari ingatan kasus ateisnya seorang PNS di kabupaten Dharmasraya dan kasus penginjakan al-Quran oleh belasan siswa di salah satu sekolah di kabupaten Pasaman atas perintah gurunya, kali ini seorang siswa di Payakumbuh menyatakan dirinya keluar dari agama Islam (murtad).

Dan, lagi-lagi masyarakat Sumatera Barat buncah. Negeri Adat bersendi Syarak, Syarak bersendi Kitabullah itu pun kembali menjadi sorotan media. Siswa yang murtad itu, Rahmatin Fajri, usianya masih begitu muda, 18 tahun. Sebab ia memilih pindah agama, semata lantaran tak kuat menanggung beban kemiskinan. Alasan klasik yang tak juga mampu dituntaskan oleh pemerintah yang katanya bertanggung jawab terhadap nasib orang-orang miskin.
Baca lebih lanjut