Mahasiswi UNP Luncurkan Novel

PADANG, KP – Mahasiswi Universitas Negeri Padang, Nova Eka Putri, tahun ini kembali merilis novel terbarunya, ‘Perasaanku Tak Sebercanda Itu’. Novel kedua karya ‘Oppa’—sapaan Nova Eka Putri—ini akan dibedah di aula FIK UNP, Sabtu (30/4), mendatang.

Tampil sebagai pembedah Muhammad Subhan (Penulis & Pegiat Forum Aktif Menulis Indonesia) dan Rofiq L Hayat (Penulis Novel ‘Di Bawah Langit Dua Benua’). Acara tersebut akan dimoderatori M Habibi Adi Cipto, pemuda aktif dari Universitas Andalas Padang.

Menyemarakkan acara, akan hadir juga empat model sampul novel ‘Perasaanku Tak Sebercanda Itu’, yakni Harry Prasetyo, Hierro Juandhamik Bijaksi, Rani Permata Adi dan Deka Andriani RJ. Baca lebih lanjut

Novel “Kamu Itu Subhanallah”: Tentang Takdir dan Cinta yang Diam

MUHAMMAD SUBHAN
email: rinaikabutsinggalang@yahoo.com

NOVEL dengan tema percintaan tidak satu-dua. Sudah banyak. Sejak zaman Shakespeare hingga Asma Nadia, atau yang lebih muda dari itu, bertaburan di toko buku. Judul di sampul dengan kata “cinta”, bila diurutkan satu persatu, tak terhitung jumlahnya. Setiap pengarang lahir dan mati, novel-novel baru dengan tema-tema percintaan terus “diproduksi”.

Roman-roman era Pujangga Lama maupun Pujangga Baru, khususnya buku-buku yang diterbitkan Balai Pustaka, banjir dengan roman-roman percintaan—walau umumnya cinta dipakai sebagai ‘bumbu’ di balik semangat nasionalisme para pengarangnya. Menyebut beberapa roman percintaan itu, semisal: Binasa kerna Gadis Priangan (1931) karya Merari Siregar, Siti Nurbaya (1922) karya Marah Roesli, Ken Arok dan Ken Dedes (1934) karya Muhammad Yamin, Cinta yang Membawa Maut (1926), Salah Pilih (1928) karya Nur Sutan Iskandar, Sengsara Membawa Nikmat (1928) karya Tulis Sutan Sati, Darah Muda (1927), Asmara Jaya (1928) karya Djamaluddin Adinegoro, Salah Asuhan (1928), Pertemuan Djodoh (1933) karya Abdul Muis, dan banyak roman lainnya. Singkat kata, karya sastra dengan bumbu cinta tidak akan ada habisnya, sepanjang pengarang hidup. Baca lebih lanjut