MUHAMMAD SUBHAN
Irzen Hawer, Guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Negeri 1 Batipuh, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat tidak pernah bermimpi bisa melahirkan dua novel dalam waktu relatif singkat, enam bulan. Padahal, di usianya yang sudah beranjak 52 tahun itu, sebelumnya tidak pernah terpikir akan menulis. Setelah dua novel itu benar-benar lahir baru ia termenung; ke mana saja ia selama ini sehingga tidak satu pun karya tulis yang ia bukukan.
“Saya benar-benar merasa rugi, di usia yang sudah tua ini baru mau menulis. Andai dulu saya menulis, sejak usia muda, mungkin sudah puluhan buku yang saya hasilkan,” sesal Irzen Hawer dalam kesempatan berbincang-bincang dengannya beberapa waktu lalu.
Sarjana Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Padang tamatan 1985 ini, telah merampungkan dua novel berkultur Minangkabau yang masing-masing berjudul “Cinta di Kota Serambi” (250 halaman) dan “Gerhana di Kota Serambi” (233 halaman). Kedua naskah novel ini sudah terbit. Heboh di Sumatera Barat, khususnya di Padangpanjang. Sejumlah kegiatan kepenulisan ia isi. Di samping itu, ia tidak berpuas diri dengan dua novel yang diterbitkannya, ia terus membaca banyak buku khususnya novel-novel terjemahan dari pengarang-pengarang ternama dunia. Bosan membaca ia pun mengisi kekosongan hari-harinya di depan laptop sembari merampungkan novel berikutnya.
Baca lebih lanjut →
Komentar Terbaru